Starship, roket raksasa buatan SpaceX meledak 4 menit setelah meluncur di depan mata dunia. SpaceX mengakui bahwa ada malafungsi pada sebagian dari 33 mesin raptor yang mendorong Starship mengangkasa. Starship juga gagal berpisah dari roket pendorongnya, sesuai rencana.
Namun demikan, pemandangan Starship yang hancur berkeping-keping di langit, menurut para ahli, bukan sebuah kegagalan Elon Musk. Ledakan tersebut dinilai bakal mempercepat pengembangan roket untuk mengantarkan manusia terbang lebih jauh menjelajah luar angkasa.
Ledakan Terjadi Saat Uji Coba
Ledakan dalam uji coba tersebut tidak membuat para petinggi SpaceX kecewa, termasuk Elon Musk, orang terkaya kedua dunia yang merupakan pendiri, CEO, dan bos insinyur perusahaan antariksa tersebut.
Musk dan seluruh tim SpaceX senang bukan kepalang karena uji coba pada Kamis (20/4/2023) berhasil merealisasikan satu hal, Starship sukses mengudara. Peluncuran dan ledakan Starship kemudian menyediakan data yang melimpah untuk pengembangan berikutnya.
Dua ahli rekayasa perjalanan luar angkasa yang diwawancarai Reuters sepakat akan hal itu. “Ini klasik SpaceX, sebuah ‘kegagalan yang sukses’,” kata Garrett Reisman dari University of Southern California.
Ujicoba Yang Tidak Biasa
Uji coba Starship, lanjutnya, adalah yang membuat SpaceX berbeda dengan organisasi antariksa lainnya, termasuk NASA. Perbedaannya adalah SpaceX “merangkul kegagalan saat konsekuensi dari kegagalan rendah.”
Starship meluncur tanpa manusia di dalamnya dan jalur peluncurannya didesain untuk sepenuhnya melalui perairan sehingga tidak berisiko melukai manusia atau merusak properti.
Reisman menjelaskan kegagalan Starship justru menghemat banyak uang. “Roket memang menghabiskan banyak uang, tetapi yang lebih menguras biaya sebetulnya adalah gaji,” katanya.
Baca Juga : Perjalanan Wisata Makin Seru Dengan Teknologi Yang Terbaru Pada Kapal Pesiar
SpaceX, jelas Reisman, bisa dengan cepat mengenali kesalahan desain dengan mengambil risiko besar dalam uji coba daripada menghabiskan biaya besar dalam jangka waktu yang lebih lama untuk merancang roket yang sempurna.
Tanya Harrison, dari Institut Luar Angkasa di University of British Columbia menyatakan keberhasilan Starship meluncur dan mencapai titik kritis yang dikenal sebagai tekanan aerodinamis maksimum adalah kesuksesan besar.
“Ada banyak kecelakaan yang terjadi saat Anda merancang roket baru. Jika roket tersebut berhasil meluncur, semua orang pasti senang.” Ia menyatakan risiko kegagalan uji coba peluncuran tunggal sangat kecil dibandingkan dengan ambisi besar SpaceX.
Roket Terbesar
“Ini adalah roket terbesar yang pernah dicoba dibangun oleh manusia.” Harrison menjelaskan Starship didesain untuk membawa kargo dan manusia jauh lebih jauh dibanding pesawat luar angkasa yang sudah ada.
Harrison mencontohkan, Mars Perseverance milik NASA, didesain untuk mengambil “hanya beberapa kilogram” sampel mineral dan tanah dari Mars. Jika Starship sukses, pesawat luar angkasa ini bisa membawa bebatuan dalam ukuran ton, membawa lusinan astronaut, dan dilengkapi dengan fasilitas laboratorium sambil “bolak-balik” dari Bulan ke Mars.